Jumat, 22 November 2013

LPORAN OBSERVASI MANAJEMEN KOMPONEN SEKOLAH



LAPORAN OBSERVASI
MANAJEMEN KOMPONEN-KOMPONEN SEKOLAH
MADRASAH ALIYAH AL-ASROR SEMARANG
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sekolah





Disusun oleh
Putri Rizka Okta R                    7101412100
Dwi Fajar Riyadi                       7101412016




UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Laporan Observasi “Manajemen Komponen-komponen Sekolah” ini tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sekolah, yaitu tentang Manajemen Komponen-komponen Sekolah di Madrasah Aliyah Al-asror Semarang.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa selaku calon pendidik dalam hal mengetahui bagaimana peran dan tanggungjawab seorang Guru atau pendidik terhadap siswa-siswanya, dan penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih pada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.







Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, khususnya sekolah memerlukan kompenen-kompenen  dalam memanajemen sekolah guna membantu tercapainya tujuan yang diharapkan. Manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen pendidikan, atau penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah sebagai salah satu kompenen dari sistem pendidikan yang berlaku. Manajemen sekolah terbatas pada satu sekolah saja, sedangkan manajemen pendidikan meliputi seluruh kompenen sistem pendidikan, bahkan bisa menjangkau sistem yang lebih luas dan besar secara regional, nasional, bahkan internasional. Dengan adanya manajemen di sekolah dapat diketahui bagaimana manajemen-manajemen substansi pendidikan di suatu sekolah atau manajemen berbasis sekolah agar dapat berjalan dengan tertib, lancar, dan benar-benar terintegrasi dalam suatu sistem kerja sama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Hal yang paling penting dalam implementasi manajemen berbasis sekolah adalah manajemen terhadap kompenen-kompenen sekolah itu sendiri. Sedikitnya terdapat tujuh kompenen sekolah yang harus dikelola dengan baik dalam rangka Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), yaitu kurikulum dan program pengajaran, tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan khusus lembaga pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut kami selaku penulis melakukan observasi ke sekolah guna memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen Sekolah serta dapat mengetahui secara langsung bagaimana sistematika pendidikan dalam manajemen sekolah. Demikian dengan adanya observasi tersebut kami dapat mendapatkan informasi yang sebenarnya tentang manajemen sekolah.

B.            RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian Manajemen Sekolah?
2.      Apa saja komponen-komponen mamanjemen sekolah?
3.      Profil Madrasah Aliyah Al-asror Semarang
4.      Bagaimana sistem pengolahan komponen manajemen di Madrasah Aliyah Al-asror Semarang
C.           TUJUAN
1.    Untuk memahami pengertian manajemen sekolah
2.    Untuk mengetahui komponen-komponen manajemen sekolah
3.    Untuk mengetahui profil Madrasah Aliyah Al-asror Semarang
4.    Untuk mengetahui sistem pengolahan manajemen di Madrasah Aliyah Al-asror Semarang


BAB II
PEMBAHASAN

A.    MANAJEMEN SEKOLAH
Perkembangan teori manajemen erat kaitannya dengan perkembangan administrasi di negara-negara maju sebagai akibat dari perkembangan industri. Pengertian manajemen sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu manajemen dalam bidang persekolahan, sesuai ruang lingkupnya yaitu sekolah. Kegiatan-kegiatan manajerial maupun kegiatan operatif akan dapat berjalan manakala ada suatu wadah yang disebut organisasi. Dan sebaliknya suatu organisasi akan dapat berkembang secara optimal didalam mencapai tujuannya manakala di dalamnya ada suatu proses kegiatan yang disebut proses pengorganisasian. Dimana pada proses tersebut tidak terlepas dari pencapaian tujuan sekolah sebagai suatu organisasi. Tujuan sekolah meliputi tujuan institusional umum dan khusus.
Tujuan institusional umum mengacu pada jenjang dan jenis pendidikan, sedangkan tujuan institusional khusus disamping diwarnai dengan jenis dan jenjang pendidikan juga diwarnai oleh penyelenggaraan pendidikan itu sendiri.
Untuk ruang lingkup dari manajemen sekolah secara substansional meliputi : manajemen peserta didik, manajemen personal, manajemen anggaran biaya, manajemen husemas, manajemen kurikulum, dan manajemen layanan khusus.
Jadi manajemen sekolah dapat diartikan sebagai proses manajerial dalam suatu organisasi sekolah yang bertujuan untuk memperlancar seluruh kegiatan sekolah agar dapat mencapai tujuan secara baik, efektif, dan efisien.
B.     PENGERTIAN MANAJEMEN KOMPONEN-KOMPONEN SEKOLAH
Ruang lingkup komponen manajemen sekolah secara substisional terdapat enam komponen yang harus dikelola dengan baik dalam rangka pencapaian tujuan sekolah yaitu :
1.    Manajemen peserta didik
Peseta didik adalah seorang yang terdaftar dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan tertentu, yang selalu ingin mengambangkan potensi dirinya baik pada aspek akademik maupun non akademik melalui proses pembelajaran.
Manajemen Peserta Didik (siswa) adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik yang bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswan agar kegiatan pembelajaran di sekolah lancar, tertib, dan teratur.
2.      Manajemen personal
Manajemen Personal atau organisasi sekolah merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu para pegawai di sekolah, sehingga mereka dapat membantu atau menunjang kegiatan-kegiatan sekolah khususnya kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Para personel harus dikelola dengan baik agar mereka senantiasa aktif dan bergairah dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. Kegiatan administrasi personel meliputi penyiapan atau pengadaan, penataan atau penempatan atau pengangkatan, ujian dinas, kenaikan pangkat atau jabatan, pembinaan, pengembangan, penilaian dan pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja.
3.         Manajemen Anggaran biaya
Manajemen Anggaran biaya sekolah merupakan seluruh proses kegiatan yang dilaksanakan atau diusahakan untuk memenuhi biaya operasional sekolah atau pendidikan, sehingga kegiatan operasional pendidikan semakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Secara garis besar kegiatannya meliputi pengumpulan atau penerimaan dana, yang sah (dana rutin, SPP, sumbangan BP3, Donasi, dan usaha-usaha lainnya), penggunaan dana, dan pertanggungjawaban dana kepada pihak-pihak terkait yang berwenag.
4.         Manajemen Husemas (Hubungan sekolah dengan pihak masyarakat)
Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari publiknya, pada khususnya, sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pada hakikatnya sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, seperti orang tua murid atau anggota badan pembantu penyelenggaraan pendidikan (BP3). Demikian pula hasil pendidikan pelaksanaan sekolah akan menjadi harapan masyarakat, maka kegiatan sekolah harus terpadu dengan masyarakat.
5.         Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah diharapkan.
Secara opersional kegiatan administrasi atau manajemen kurikulum itu dapat meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, peserta didik, dan seluruh sivitas akademika atau warga sekolah atau lembaga pendidikan.
6.         Manajemen Layanan Khusus
Manajemen layanan khusus atau sarana dan prasarana sekolah meliputi manajemen purpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah. Dengan sarana dan prasara yang memadai tentu proses pencapaian tujuan sekolah akan lebih efektif dan efisien.

C.    PROFIL MA AL ASROR SEMARANG
Nama Sekolah                                   : Madrasah Aliyah Al-Asror
Alamat                                              : Jl. Legosari Raya No. 02 Patemon
Kecamatan                                        : Gunungpati
Kabupaten                                        : Semarang
Nomor Telepon                                 : (024) 8507905
Website                                             : http://maalasror.sch.id/
Nama Kepala Sekolah                      : Drs. Sya’roni, S.Pd
Kategori Sekolah                              : Swasta
Tahun Didirikan                                : 1990
Kepemilikan Tanah/Bangunan          :
* Luas Tanah/Status Tanah               :
* Luas Bangunan                              :
Visi dan Misi
Visi :
Tinggi Prestasi, Khusyu’ Beribadah, Disiplin dan Terampil, Serta Berperilaku Akhlaqul Karimah.
Misi :
1.        Melaksanakan pembeajaran dan bimbingan secara efektif sehingga peserta didik dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya.
2.        Melaksanakan pembelajaran ekstrakulikuler secara efektif sesuai dengan bakat dan minat sehingga setiap peserta didik unggul dalam berbagai lomba olahraga, keagamaan, dan seni.
3.        Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran Islam ala ahlussunnah wal jama'ah sehingga peserta didik menjadi khusyu' beribadah, jujur, disiplin, sportif, tanggung jawab, percaya diri, hormat pada orang tua, dan guru serta menyayangi sesama.
4.        Mendorong dan membantu setiap peserta didik dengan memberikan bekal kecakapan hidup agar peserta didik dapat mengenali, menggali dan mengembangkan  potensi dirinya secara maksimal.
D.    PENGOLAHAN MANAJEMEN KOMPONEN SEKOLAH DI MA AL-ASROR SEMARANG
1.      Manajemen Peseta didik
Kegiatan manajemen peserta didik di Madrasah Aliyah al-asror dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) dilakukan melalui sistem penilaian peringkat nilai dan tes dalam hal keagamaan seperti tes membaca Al quar’an. Adapun pesyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta didik baru yaitu seperti pada umumnya yaitu dokumen-dokumen seperti ijazah, SKHU, foto copy KK dan akte kelahiran.
Kuota untuk peserta didik baru di Madrasah Aliyah al-asror adalah 120 siswa yang bibagi menjadi empat kelas jadi masing-masing kelas jumlah siswanya ada 30. Kegiatan MOS untuk peserta didik baru biasanya di laksanakan selama 3 hari yang di isi dengan berbagai kegiatan dengan di dampingi oleh pengurus osis sekolah dan guru-guru untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada peserta didik baru, Tempat dilaksanakannya mos dilakukan di lingkungan sekolah baik diswa dikumpulkan di lapangan atau di aula.
Siswa Madrasah Aliyah  al-asror tidak hanya dari santri pondok pesantren al-asror tetapi banyak juga siswa non pondok seperti dari sekaran, patemon, dan sekitarnya.
Tata tertib siswa di Madrasah Aliyah al-asror diberlakukan sistem poin perpasal. Adapun uraian tiap pasal dan bobot pasal akan dilampirkan pada lembar lampiran dan untuk tingkat kenakalan terburuk di sekolah diantaranya adalah siswa merokok disekolah, tidak sholat dengan sangsi point yang sudah ditentukan dan hukuman supaya sholat sendiri di lapangan, dan yang lebih buruk lagi adalah siswa diketahui tidak berpuasa maka akan langsung dikeluarkan dari sekolah.

2.      Manajemen Personalia/Organisasi
Kegiatan manajemen personal di Madrasah Aliyah al-asror diantaranya adalah kegiatan pengadaan pegawai, dan evaluasi kinerja pendidik. Jumlah guru dan karyawan yang ada di madrasah adalah 25 yaitu 23 guru dan 2 karyawan. Dan hanya ada satu guru yang belum sarjana dikarenakan guru tersebut adalah guru yang sudah tua dan senior tetapi sudah sertifikasi, namun untuk guru muda dan calon guru baru diwajibkan minimal S1.
Pengadaan pegawai, Adapun syarat-syarat bagi pelamar (calon pegawai baru) di Madrasah Liyah al-asror yaitu :
·         Warga negara indonesia
·         Perpendidikan minimal SMA/SMK/MA untuk karyawan dan       minimal S1 untuk guru dan sesuai dengan bidang yang dibutuhkan.
·         Beragama islam, karena Madrasah Aliyah al-asror merupakan sekolah yang memiliki latar belakang islami jadi seseorang yang melamar harus beragama islam.
·         Sehat jasmani dan rohani.
Penempatan pegawai atau personel di Madrasah Aliyah al-asror di sesuaikan dengan pendidikan dibidang studinya. Untuk evaluasi dan penilaian kinerja, Guru harus disiplin baik pada saat mengajar ataupun tidak dan pukul 7.00 pagi harus sudah berada di Madrasah dan paling lambat guru masuk di kelas adalah pukul 7.15. Adapun konsekuensi bagi guru yang tidak disiplin dapat dikenakan pemotongan gaji.
Program kedepan yang dilakukan para personel untuk kemajuan madrasah adalah membuat inovasi-inovasi baru untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar yang lebih baik lagi agar tercipta lulusan-lulusan madrasah yang berkompeten dalam hal beragama dan juga ilmu pengetahuan yang luas.
3.      Manajemen Anggaran dan Biaya
Mengenai perencanaan anggaran dan biaya sekolah di madrasah aliyah al-asror tidak dibahas secara mendetail, salah satu perencanaan anggaran biaya sekolah untuk masalah perbaikan gedung atau penambahan fasilitas belajar tidak berpengaruh dengan kenaikan SPP setiap bulannya, karena sudah dianggarkan sendiri dari tahun sebelumnya.
Dana yang diperoleh untuk anggaran sekolah diantaranya adalah bantuan dari pemerintah dan biaya SPP.

4.      Manajemen HUSEMAS
Hubungan yang terjalin antara pihak sekolah dengan masyarakat  antara lain dengan adanya interaksi antara sekolah dengan masyarakat seperti pembagian daging qurban pada saat idul adha kepada masyarakat sekitar terlebih Madrasah aliyah al-asror juga merupakan sekolah yang didirikan oleh yayasan pondok pesantren al-asror jadi interaksi antara madrasah dengan lingkungan masayarakat sekitar sangat dekat.
Masyarakat sebagai sumber informasi yaitu untuk memantau peserta didik maka diadakan komunikasi atau diskusi panel antar Orang tua wali murid, tidak hanya untuk kelas XII tetapi juga untuk kelas X dan XI, pertemuan orang tua wali murid ini bertujuan untuk  menjadikan peserta didik yang taat pada ilmu dan aturan yang berlaku disekolah.
Seputar kegiatan kerja sama antara madrasah dengan pergutuan tinggi atau pihak lain adalah dengan UNNES (Universitas negeri semarang) dan pondok pesantren al-asror semarang.

5.      Manajemen Kurikulum
Madrasah Aliyah Al-Asror Semarang tahun 2013 ini masih menerapkan Kurikulum KTSP (2006) dan belum menerapkan Kurikulum 2013. Hal ini disebabkan oleh berbagai persoalan, diantaranya belum ada sosialisasi dari Pemerintah dan Pelatihan dalam pelaksanaan Kurikulum baru tersebut. Sebaian para pendidik sudah mengetahui jika Pemerintah akan menerapkan Kurikulum baru tersebut, namun pada Madrasah Aliyah Al-Asror hanya beberapa guru yang dapat memahami betul mengenai Kurikulum baru tersebut, dan guru lainnya hanya sebatas mengetahui saja. Tetapi untuk tahun depan Madrasah Aliyah akan menerapkan Kurikulum yang baru, karena sesuai dengan Keputusan Pemerintah, bahwa tahun depan semua Satuan Pendidikan wajib menerapkan Kurikulum 2013.
Dalam implementasi kurikulum sebuah praktik dalam pembelajaran dapat menjadi sebuah bentuk kesempatan pengembangan bagi guru. Melalui penggunaan kurikulum tertentu dengan siswa, kemudian melaporkan apa yang terjadi dan merefleksikan ide-ide baru dan kegiatan yang baru, maka guru dapat mempelajari pola pembelajaran dirinya dan pola pembelajaran siswa. Guru sebagai pengembang kurikulum telah diberikan kebebasan sesuai amanah Permendiknas 24 tahun 2006 untuk mengembangkan kurikulumnya berdasarkan standar minimal yang telah ditentukan dalam bentuk Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Dalam implementasinya guru-guru di Madrasah Aliyah Al-Asror yang sudah membuat adminstrasi program pembelajaran yang meliputi : pemetaan standar kompetensi dan KD, KKM, program tahunan dan semester, silabus dan RPP, jadwal pelajaran, tugas siswa, pengembangan diri, remedial dan pengayaan. Dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran, para siswa tidak akan merasa jenuh dalam proses kegiatan belajar berlangsung.
Pengaruh kurikulum yang diterapkan terhadap perkembangan peserta didik dan sekolah adalah kualitas dari peserta didik lebih meningkat baik dalam mengikuti lomba-lomba maupun hasil Ujian  Nasional (UN). Kurikulum yang diterapkan diharapkan dapat memberikan output yang bagus, sehingga lulusan dari Madrasah Aliyah Al-Asror  memiliki keterampilan, kompetensi,  berbudi luhur, khusyu’ beribadah, disiplin serta berperilaku akhlaqul karimah. Hal ini ditunjang oleh kegiatan kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikurer yang berjalan beriringan untuk menciptakan lulusan yang berkualitas.
6.      Manajemen Layanan Khusus
Manajemen layanan khusus terkait dengan layanan sarana dan prasarana sekolah di Madrasah aliyah al-asror adalah layanan kesehatan, keamanan, dan perpustakaan.
Perpustakaan dapat menunjang pembelajaran siswa. Dalam perpustakaan ini tidak hanya memuat buku-buku pelajaran, namun juga memuat bacaan hiburan untuk siswa seperti buku cerita fiksi dan novel. Di sisi kanan ruangan akan dijumpai beberapa hasil karya siswa berupa kerajinan tangan. Selain sebagai tempat unutk meminjam buku, perpustakaan Madrasah Aliyah al-asror juga berfungsi sebagai tempat KBM.
Adapun sarana dan prasarana lain yang menunjang kegiatan belajar mengajar adalah :
·         Lab Komputer
·         Mushola
·         Area parkir dan sarana olah raga
·         Info beasiswa untuk siswa
·         Pengembangan kepribadian siswa melalui kegiatan extra kulikuler yg meliputi : BTQ, Pramuka, MTQ, Drum Band, Rebana, Prncak silat,  Menjahit, TIK, dan Olah raga.



BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
Dari pembahasan diatan dapat disimpulkan bahwa Manajemen sekolah sebenarnya Komponen-komponen manajemen sekolah merupakan hal yang utama dan sangat mendukung demi kelangsungan pembelajaran di suatu sekolah sebagai suatu organisasi. Madrasah Aliyah Al-asror telah menerapkan sistem manajemen yang baik dimana masing-masig bidang telah di alokasikan pada pengajar yang telah berkompeten dibidangnya serta pada waktu yang efektif. Sehingga masing-masing bidang manajemen sekolah dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien.
SARAN
Sebaiknya pihak sekolah lebih meningkatkan pengembangan manajemen sekolah atau paling tidak mempertahankan agar kualitas dan mutu sekolah tetap baik dan dapat bertambah baik.
Setiap komponen-komponen manajemen sekolah hendaknya lebih meningkatkan pelayanan untuk pihak internal maupun eksternal.


Sabtu, 16 November 2013

MAKALAH SUPERVISI BERBASIS MANAJEMEN SEKOLAH






SUPERVISI AKADEMIKA DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Sekolah


Disusun oleh :

                                      Putri Rizka Okta R                       (7101412100)
Dwi Fajar Riyadi                            (7101412016)
Malinda Listia Astuti                      (7101412311)
Riska Ayuna Fuadiya                     (7101412325)
Ervian Ulpramningtyas R             (7101412329)








UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada kami sehindapat menyelesaikan Makalah  dengan judul “SUPERVISI AKADEMIKA DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH” ini tepat pada waktunya.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa selaku calon pendidik dalam hal mengetahui bagaimana peran dan tanggungjawab seorang Guru atau pendidik terhadap siswa-siswanya, dan penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikanterimakasih pada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.









Penyusun





BAB II
PENDAHULUAN


A.      LATAR BELAKANG
Melihat kondisi pendidikan kita saat ini, maka kita dapat merasakan kurangnya pendidikan kita dalam segi mutu. Ini bisa direfleksikan dengan banyaknya pengangguran di Indonesia. Banyaknya pengangguran ini merupakan dampak langsung dan sistemik dari kualitas hasil dari pendidikan yang rendah sehingga mereka yang telah lulus menempuh pendidikan sukar bersaing dengan orang lain demi mendapatkan pekerjaan yang layak karena tidak terpenuhinya kualifikasi pasar pegawai. Maka dalam hal ini penyelenggaraan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru harus diperhatikan.
Masalah penyelenggaraan belajar mengajar ini adalah menyangkut tentang kualitas guru itu sendiri, diantaranya yang terkait adalah masalah kualitas mengajar dari guru tersebut. Untuk itu, perlu adanya proses pengawasan dan pembinaan terus menerus dan kontinu. Masalah ini berhubungan erat dengan supervisi pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah selalu pemimpin kepada guru-gurunya. Dengan adanya aktivitas ini,diharapkan langsung dapat memperbaiki situasi belajar mengajar dari yang sebelumnya. Dari uraian tersebut, maka penulis mencoba menuangkan permasalahan tersebut dalam makalah ini yang berjudul “Supervisi Akademik Dalam Manajemen Berbasis Sekolah”.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan supervisi?
2.      Apa saja tujuan dari supervisi?
3.      Apa saja fungsi supervisi?
4.      Bagaimana teknik-teknik dalam supervisi?
5.      Bagaimana prinsip-prinsip dalam supervisi?
6.      Siapa saja tenaga-tenaga dalam pelaksanaan supervisi?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengertahui apa yang dimaksud dengan supervisi
2.      Untuk mengetahui tujuan dari supervisi
3.      Untuk mengetahui fungsi supervisi
4.      Untuk mengetahui bagaimana teknik-teknik supervisi
5.      Untuk mengetahui bagaimana prinsip-prinsip supervisi
6.      Untuk mengetahui siapa saja tenaga-tenaga yang melakukan supervisi

D.    MANFAAT
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap hasil pembahasan yang ada dapat menjadi pengetahuan baru untuk pembaca mengenai pengelolaan supervisi, khususnya supervisi akademik dalam manajemen sekolah. Pemahaman yang tumbuh penulis harapakan menjadi bekal kedepannya jika nantinya kita menjadi seorang supervisor pendidikan.














BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Supervisi
Supervisi diadopsi dari bahasa Inggris "supervision" yang berarti pengawasan atau kepengawasan. Secara morfologis supervisi berasal dari kata super yang berarti atas, lebih dan visi, berarti penglihatan, atau pandangan. Seorang supervisor memiliki kelebihan dalam banyak hal, seperti penglihatan, pandangan, pendidikan, pengalaman, kedudukan dan sebagainya.
Definisi supervisi menurut para ahli :
1.      P. Adam dan Frank G. Diecky, supervisi adalah program yang terencana untuk memperbaiki pengajaran.
2.      Dalarn Carter Good’s Dictionary of Education, dikemukakan bahwa suversisi adalah segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya untuk memperbaiki pengajaran, menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan-jabatan guru, menyeleksi, dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar serta evaluasi pembelajaran.
3.      Pidarta (1988) dengan mengutip pendapat jones, bahwa supervisi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektivitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas-tugas utama pendidikan.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat di definisikan bahwa supervisi adalah pengarah dan pengendalian seorang atasan kepada tingkat karyawan yang ada di bawahnya dalam suatu organisasi.
Orang yang menjalankan kegiatan supervisi biasa di sebut Supervisor. Yang di sebut Supervisor bukan hanya pejabat/petugas dari kantor pembinaan, kepala sekolah, guru-guru dan bahkan murid pun dapat disebut sebagai supervisor, misalnya diserahi tugas untuk menjadi ketua kelas atau kelompoknya.
Pada hakikatnya supervisi mengandung beberapa kegiatan pokok yaitu pembinaaan secara berlanjut melalui pengambangan profesional personil dan perbaikan situasi belajar-mengajar, dengan sasaran akhir pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbunhan pribadi peserta didik. Dengan kata lain dalam supervisi ada proses pelayanan untuk membantu atau membimbing guru-guru dalam perbaikan dan peningkatan kompetensi profesional guru. Perbaikan dan peningkatan kompetensi tersebut kemudian diaplikasikan dalam proses belajar-mengajar sehingga tercipta situasi belajar-mengajar yang lebih menyenangkan, lebih mendorong kreativitas, dan pada akhirnya dapat menghasilkan output yang maksimal.

B.     Tujuan Supervisi
Tujuan supervisi dalam bidang pendidikan adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total, ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru termasuk di dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar, peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran. Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya pada dasar-dasar pendidikan dan cara-cara belajar serta perkembangannya dalam pencapaian tujuan umum pendidikan. Fokusnya bukan pada seorang atau sekelompok orang, akan tetapi semua orang seperti guru-guru, para pegawai, dan kepala sekolah lainnya adalah teman sekerja yang sama-sama bertujuan mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kegiatan belajar mengajar yang baik.
Adapun tujuan supervisi yang dikemukakan oleh para ahli yaitu
1.      Mulyasa (2002), merumuskan bahwa tujuan supervisi sebagai bantuan dan kemudahan yang diberikan kepada guru untuk belajar bagaimana meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudkan tujuan belajar. Dengan supervisi diharapkan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik.
2.      Suhertian (1981), merumuskan tujuan supervisi menjadi 10 yaitu :
a)      Membantu guru melihat den dangan jelas tujuan pendidikan.
b)      Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid.
c)      Membantu guru dalam menggunakan sumber pengalaman belajar.
d)     Membantu guru dalam menggunakan metode dan alat pelajaran modern.
e)      Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid.
f)       Membantu guru dalam menilai kemajuan murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
g)      Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.
h)      Membantu guru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya.
i)        Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat, dan cara-cara menggunakan sumber masyarakat dan seterusnya.
j)        Membantu guru agar waktu dan tenaga guru tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah.
Dari beberapa pendapat diatas sebenarnya masih banyak lagi pendapat para ahli mengenai tujuan dari supervisi dibidang pendidikan yang sebenarnya memiliki inti yang sama yaitu dapat membantu para guru dalam pengambangan dan perbaikan peserta didik agar mampu menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif. Untuk dapat mencapai tujuan dari supervisi diperlukan adanya kerjasama, partisipasi, dan kolaborasi antara supervisor dan bawahannya, tidak didasarkan atas paksaan ataupun ancaman, artinya bawahan dapat mematuhi aturan dari supervisor dan mau bekerja dengan sepenuh hati untuk mencapai tujuan dalam organisasi.
C.      Fungsi Supervisi
Secara umum fungsi supervisi adalah perbaikan pengajaran, namun sejalan dengan banyaknya pengertian/definisi menurut sudut pandang masing-masing ahli, fungs supervise menunjukkan keberagaman.Namun demikian dapat ditarik satu persamaan bahwa peran utama supervisi adalah untuk “perbaikan pengajaran”.Untuk membuktikannya berikut ini fungsi supervise dari beberapa tokoh ahli :          
1.    Fraseth Jane “memberi bantuan kepada program pendidikan melalui bermacam cara sehingga kualitas kehidupan akan diperbaiki oleh karenanya”
2.    Ayer Fred E.“memelihara program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan”
3.    Kimball Wiles “Fungsi dasar supervise adalah memperbaiki situasi belajar anak-anak”
4.    Swearingen memberikan delapan fungs supervise :
a)      Mengkoordinir semua usaha sekolah, yaitu Koordinasi yang baik diperlukan terhadap semua usaha sekolah untuk mengikuti perkembangan sekolah yang makin bertambah luas dan usaha-usaha sekolah yang makin menyebar, diantaranya: Usaha tiap guru, Usaha-usaha sekolah, Usaha-usaha pertumbuhan jabatan.
b)      Melengkapi kepemimpinan kepala sekolah, yaitu melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki ketrampilan dan kepemimpinan dalam kepemimpinan sekolah
c)      Memperluas pengalaman guru-guru, yaitu memberi pengalaman-pengalaman baru kepada anggota-anggota staff sekolah, sehingga selalu anggota staff makin hari makin bertambah pengalaman dalam hal mengajarnya.
d)     Menstimulir usaha-usaha yang kreatif, yaitu kemampuan untuk menstimulir segala daya kreasi baik bagi anak-anak, orang yang dipimpinnya dan bagi dirinya sendiri.
e)      Memberikan fasiltas dan penilaian yang terus-menerus, yaitu Penilaian terhadap setiap usaha dan program sekolah misalnya, memiliki bahan-bahan pengajaran, buku-buku pengajaran, perpustakaan, cara mengajar, kemajuan murid-   muridnya harus bersifat menyeluruh dan kontinyu.
f)       Menganalisa situasi belajar dan mengajar, yaitu Situasi belajar merupakan situasi dimana semua faktor yang memberi kemungkinan bagi guru dalam memberi pengalaman belajar kepada murid untuk mencapai tujuan pendidikan.
g)      Memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staf, yaitu Supervisi berfungsi memberi stimulus dan membantu guru agar mereka memperkembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam belajar.
h)      Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru, yaitu fungsi supervisi di sini adalah membantu setiap individu, maupun kelompok agar sadar akan nilai-nilai yang akan dicapai itu, memungkinkan penyadaran akan kemampuan diri sendiri.


D.    Teknik Supervisi
Keberhasilan supervisi juga ditentukan oleh tepatnya pemilihan teknik supervise yang dilakukan. Ada sejumlah teknik supervisi, antara lain :
1.      Kunjungan dan observsi kelas
Kunjungan dan observasi kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah, pengawas, dan pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka pembinaan guru. Tujuan kunjungan ini adalah semata-mata untuk menolong guru dalam mengatasi kesulitan atau masalah mereka di dalam kelas dan mencari alternatif pemecahannya.
2.      Pembicaraan individual
Teknik ini merupakan tindak lanjut dari hasil kunjungan dan observasi kelas yang kemudian dibahas lebih lanjut untuk mencari kesepakatan solusi untuk pemecahan masalah yang dihadapi oleh guru.
3.      Diskusi kelompok
Dalam teknik ini setiap anggota memberikan sumbangan pemikiran untuk mengatasi masalah pendidikan yang dihadapi. Ada interaksi, berbagi pengalaman dan pengetahuan, saling melengkapi antara anggota kelompok. Kepala sekolah atau supervisior adalah mendorong dan memotivasi anggota kelompok serta mengkoordinasikannya.

E.       Prinsip-prinsip Supervisi
1.      Praktis : dapat di kerjakan, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
2.      Fungsional : dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan manjadi pendidikan dan peningkatan proses belajar mengajar.
3.      Relevansi : pelaksanaan supervisi seharusnya sesuai dan menunjang pelaksanaan yang berlaku.
4.      Ilmiah : supervisi perlu dilaksanakan secara :
a)      Sistematis.
b)      Obyektif.
c)      menggunakan prosedur dan instrumen yang shahih dan terandalkan.
d)     didasarkan pada pendekatan sistem.
5.      Demokrasi   : supervisi sesuai dengan prinsip demokrasi maka proses yang ditempuh untuk  pengambilan keputusan.
6.      Fooperatif : mengharuskan adanya semangat kerjasama antar supervisior dengan si- tersupervisi (guru).
7.      konstruktif  : mendorong kepada bawahan yang di bimbing untuk memperbaiki kelemahan-   kelemahan atau kekurangan.

F.       Tenaga Supervisi
Yang menjai tenaga supervisi adalah :
1.      kepala sekolah terhadap guru-guru.
2.      pemilik Tk/SD,SLB terhadap kepala atau guru TK,SD, dan SLB dan kebudayaan.
3.      Kepala seksi TK,SD,SLB,(Tingkat kabupaten/kodya) terhadap pemilikTK,SD,SLB/kepala sekolah dan kebudayaan.
4.      Kepala bidang pendidikan Dasar/Pendidik Guru terhadap Kepala seksi TK,SD,SLB/ Pemilik          berdasarkan struktur mekanisme yang berlaku.
5.      Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum terhadap kepala sekolah SMP,SMA.










BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan supervisi merupakan sebuah proses aktivitas yang sangat penting dilakukan dalam tubuh sekolah, karena di dalamnya memuat proses pemerhatian, pembinaan, perbaikan dan pengembangan professional guru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dalam jangka panjang juga berdampak sangat baik untuk meningkatkan dan mempertahankan kemajuan belajar peserta didik. Walaupun sasaran supervisi ini dikhususkan kepada guru, namun dampak dari itu semua juga baik demi kemajuan prestasi belajar peserta didik, karena hasil dari kegiatan supervisi tersebut nantinya akan meningkatkan kemampuan dan kualitas guru dalam memberikan pengajaran.

SARAN
Bagi semua masyarakat pendidikan , khususnya para orang tua, diharapkan dapat berperan aktif memantau kondisi anaknya, khususnya dalam hal prestasi belajar anak, hal ini dapat membantu supervisor dalam mensupervisi guru – guru.

DAFTAR PUSTAKA

Sutomo dkk, 2012. Manajemen Sekolah. Universitas Negeri Semarang press
http://ugisupriatna.blogspot.com/2013/05/makalah-supervisi-pendidikan.